Tenun ikat Kediri adalah salah satu jenis kain tenun ikat tradisional yang berasal dari Kota Kediri, Jawa Timur. Proses pembuatannya yang dilakukan secara tradisional atau tanpa menggunakan mesin tentu saja memakan waktu yang sangat lumayan lama dan harus melewati beberapa alur kerja. Pengerjaan secara tradisional ini membutuhkan beberapa tahapan, dari benang putih kemudian menjadi sebuah kain tenun ikat.
Tahap pertama yaitu pembuatan lungsi atau keteng, yang mana dalam proses ini terdapat 4 proses yaitu:
- Proses dimulai dengan memilah-milah benang putih gulungan yang kemudian diberi zat warna sesuai dengan keinginan. Warna-warna yang dihasilkan dalam proses ini nantinya akan menjadi warna dasar pada kain tenun ikat.
- Benang yang telah diwarnai pada tahap pencelupan, kemudian dipintal dengan cara digulung ke dalam kelos atau tempat penggulungan benang. Dalam proses ini, dibutuhkan sekitar 90 pintalan benang untuk dapat membentuk satu keteng kain tenun ikat.
- Skeer. Skeer adalah menata benang yang sudah dipintal ke dalam bum, jadi benang yang sebelumnya sudah dipintal ditata rapi kedalam bum atau tempat untuk menggulung benang. Proses penataan benang dilakukan dengan cara memutar alat skeer sampai mencapai hitungan tertentu sesuai dengan yang sudah ditentukan. Bum sendiri terbuat dari kayu yang dibentuk melingkar agar mudah dalam menata benang dan inilah yang akan menjadi tempat gulungan benang lungsi pada proses selanjutnya.
- Grayen (menyambung benang). Grayen merupakan proses untuk menyambung benang lama yang sudah habis dengan benang baru yang sudah tertata di bum. Dalam tahap ini sangat membutuhkan ketelitian karena pengerjaannya harus dilakukan satu persatu tujuannya untuk memastikan kontinuitas benang dalam pembuatan kain tenun ikat tradisional.
Tahap kedua yakni terdapat 10 proses untuk menjadi tenun ikat, secara urut prosesnya sebagai berikut:
Pemintalan benang putih. Pada dasarnya proses ini sama dengan proses pemintalan benang pada saat pembuatan lungsi, hanya yang membedakan yaitu benang yang digulung dalam proses ini masih merupakan benang putih.
Reek atau menata benang yang sudah dipintal ke dalam bidangan. Bidangan sendiri adalah tempat yang digunakan untuk menata benang. Proses reek sangat penting dalam pembuatan kain tenun ikat tradisional karena di tahap inilah yang akan menentukan pola atau desain pada kain.
Pemberian desain pada tenun ikat dilakukan di atas benang yang sudah ditata sebelumnya dan pembuatan desain ini harus mempertimbangkan masuk atau tidaknya zat warna saat proses pencelupan nanti.
Pengikatan Motif. Seperti namanya, proses ini dilakukan dengan cara pengikatan motif yang telah dibuat dengan teknik khusus yaitu menggunakan tali plastik atau rafia. Konsep dari pengikatan tenun ikat hampir sama dengan konsep pemberian malam pada batik dimana bagian yang telah diikat tidak akan terkena zat warna saat proses pencelupan dan bekas ikatan inilah yang akhirnya membentuk motif tenun ikat.
Proses pencelupan. Ini hampir sama dengan proses pencelupan dalam pembuatan lungsi, yang membedakan hanya variasi warna yang digunakan dimana setiap desainnya, warna yang digunakan bisa berbeda tergantung dengan keinginan atau pesanan. Setelah pencelupan selesai maka harus dijemur hingga kering.
Colet / pemberian warna kombinasi. Colet adalah proses pemberian warna tambahan pada benang untuk membuat produk menjadi lebih menarik sehingga akan memberikan warna kombinasi sebagai hasilnya. Biasanya proses ini dilakukan dengan memberi tanda seperti memberikan warna rafia yang berbeda pada saat proses pengikatan agar lebih mudah untuk menentukan bagian mana yang perlu diberi warna kombinasi.
Pelepasan tali / oncek. Seperti namanya, pelepasan tali ini dilakukan dengan melepas semua ikatan rafia yang sudah dilakukan di tahap pengikatan motif sebelumnya.
Penguraian benang. Penguraian benang ialah proses memisahkan setiap helai benang untuk memudahkan dalam proses pemintalan. Proses ini tujuannya untuk mendapatkan helai benang yang lebih rapi dan terpisah satu sama lain.
Pemintalan pada palet. Tempat pemintalan pada proses ini yaitu dengan menggunakan palet atau tempat menggulung benang yang bentukannya lebih kecil sehingga bisa masuk dalam teropong.
Proses tenun. Ini merupakan proses akhir dalam pembuatan tenun ikat.
Sumber : kemdikbud.go.id