Masyarakat Ngawi dan Jawa Timur – Jawa Tengah umumnya mengenal alas ketonggo. Pesanggrahan ini memiliki tempat khusus di kalanga pecinta budaya jawa dan laku spiritual.
Alas Ketonggo Ngawi seolah tak bisa dipisahkan dengan Gunung Lawu. Bahkan, hutan itu dipercaya sebagai gerbang alam gaib Gunung Lawu.
“Palereman Alas Ketonggo Srigati Ngawi yang rame pengunjung dikenal sebagai wisata spiritual pintu gerbang menuju alam gaib Gunung Lawu. Yakni merupakan petilasan tempat istirahat Raja Prabu Brawijaya V, sebelum bertapa dan hilang di puncak Gunung Lawu. Begitulah konon di sini itu pintu gerbang dari alam gaib menuju puncak Gunung Lawu. Sebelum pandemi utamanya Bulan Suro rame pengunjung,” ujar salah satu juru kunci Alas Ketonggo, Suyitno sebagaimana diberitakan Detikcom.
Alas Ketonggo berada di Desa Babadan, Kecamatan Paron. Menurut Suyitno, ini merupakan sembilan dari 32 titik lokasi spiritual petilasan Prabu Brawijaya V, di Gunung Lawu wilayah Ngawi. Alas Ketonggo dipercaya sebagai lokasi yang mengandung kekuatan gaib paling besar.
“Yang paling dipercaya sangat kuat kekuatan gaibnya di Alas Ketonggo ini, sehingga banyak yang berkunjung. Mereka tetap berdoa sesuai keyakinan agama. Kalau Islam ya berdoa menurut Islam. Dari sembilan titik lokasi ritual di sini, yang pertama biasanya di Palenggahan Agung Srigati,” kata Suyitno.
Suyitno juga bercerita soal hal aneh yang sering terjadi. Saat malam hari, Palereman Alas Ketonggo Srigati yang ada di tengah hutan hanya mengandalkan penerangan lampu terbatas. Namun dari kejauhan tampak cahaya sangat terang. Terutama saat Bulan Suro.
Pada hari-hari tertentu di Bulan Suro, Pesanggrahan Srigati banyak dikunjungi peziarah untuk melakukan ritual. Tanggal 14-15 Suro dilakukan upacara tahunan yang disebut Ganti Langse.
“Setiap tahun Bulan Suro ada upacara Ganti Langse. Kita bersihkan lokasi Pesanggrahan dan mengganti kain mori putih yang digunakan untuk kelambunya,” terangnya.