Membatik Mimpi Untuk Ngawi adalah sebuh judul film pendek yang didesain dengan sentuhan ekonomi kreatif dan pariwisata. Keindahan kebun teh Jamus dan pesona Embung Kuniran Ngawi menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dalam film yang berdurasi 9 menit ini.
Film besutan Gari Rakai Sambu ini terkesan sederhana namun pesan yang diangkat cukup menarik. Hanya dengan dua orang tokoh dalam cerita, film ini berhasil mengemas sebuah informasi bahwa Ngawi memiliki potensi Batik khas yang penting untuk diperkenalkan ke masyarakat luas.
“Kalau ilmu mas dipake disini, siapa tahu Batik khas Ngawi bisa dikenal banyak orang,” ujar tokoh wanita dalam adegan film kepada tokoh pria yang lulusan Sarjana Ekonomi saat membahas soal peluang yang dapat dimaksimalkan si pria tersebut yang tak kunjung dapat pekerjaan.
Dibalik konflik yang dibangun dalam cerita, tersirat pesan yang cukup menyentil bagi mereka yang tidak kreatif memandang persoalan. Tokoh wanita yang hanya seorang pembuat Batik khas Ngawi, berhasil menimbulkan daya kreasi tokoh pria untuk memaksimalkan potensi yang belum terpikirkan sebelumnya hingga menjadi klimaks diakhir film. Si tokoh pria akhirnya memilih untuk membantu pemasaran Batik asli Ngawi dengan metode modern yang berbasis teknologi.
Melalui film pendek ini, Garai Raka Sambu telah memberikan 9 menit waktu yang sangat berarti bagi penonton. Seolah memberikan kesan, bahwa dibalik kesederhanaannya, Ngawi menyimpan banyak potensi yang dapat dilihat hanya melalui sudut mata yang kreatif. Tak tangung-tanggung, film ini berhasil menjuarai Festival Film Pendek bertema “Ngawi Ngangeni” beberapa waktu lalu.
“Film ini sederhana namun memiliki maksud untuk memperkenalkan batik asli khas sebagai salah satu potensi Ngawi kepada khalayak luas. Semoga pesan-pesan yang ada dalam film ini dapat bermanfaat banyak bagi masyarakat, khususnya masyarakat Ngawi,” ujar Garai.
Ikuti perkembangan terbaru dari mereka melalui akun @garairakasambu. (Red)