Duniangawi.com – Geliat perekonomian kerakyatan di Kabupaten Ngawi begitu pesat. Dari ujung timur mulai Kecamatan Karangjati hingga ujung barat di Kecamatan Mantingan, tersebar puluhan ribu pelaku UKM di Ngawi.
Jika menilik sektor usaha dibidang makanan, maka jangan sampai melupakan sambal kacang atau sambal pecel produksi UMKM Ngawi. Ada banyak produsen sambal kacang yang berhasil mendulang keuntungan berkat racikan kacang, gula merah, dan cabai itu.
Salah satunya, Rusmiati (56) warga Desa Dumplengan, Kecamatan Pitu, Ngawi. Di dapur rumahnya, setiap hari, hampir satu kwintal sambal diproduksi.
“Kalau mulai usaha sambal kacang sudah sejak tahun 2015,” katanya kepada Duniangawi.com, Rabu (22/12/21).
Dalam satu hari, Rusmiati mengaku bisa memproduksi sambal kacang hampir satu kwintal. Sambal produksinya pun selalu laris manis. Dan dapat dipastikan sekali produksi pasti habis.
Saat hari biasa, Rusmiati mengaku membutuhkan 40-50 kilogram kacang tanah goreng. Dan 15-20 kilogram untuk cabai rawit merah dan keriting merah. Ditambah bahan lainnya, seperti gula merah Jawa, dan pelengkap. Dari itu bisa menghasilkan 80 kilogram sambal kacang siap jual.
Saat hari-hari besar, takaran bahan bisa lebih banyak, mengingat saat itu dipastikan akan banyak pesanan.
“Dalam memproduksi kita tidak pernah mengurangi takaran. Bumbu dan sebagainya selalu sama. Karena rasa dan kepuasan pelanggan adalah yang utama bagi kami,” akunya.
Sementara itu, untuk penjualan sambal kacang, dia tidak mematok takaran tertentu. Sesuai pesanan pembeli dia layani. Namun, dia juga tetap menyediakan sambal kacang dari ukuran tiap ons, hingga kilogram.
Wartawan duniangawi.com, berkesempatan untuk mencicipi sambal kacang bikinan Rusmiati.
Dari tekstur sambal, begitu lembut dan halus. Kacang, gula merah, dan bahan lainnya begitu menyatu. Warna sambalnya pun merah alami cabai. Untuk rasanya pun juga sesuai. Sangat pas dengan lidah orang Ngawi.
Oleh sebab itu, sambal kacang produksi Rusmiati tidak hanya diminati oleh warga lokal Ngawi saja. Dia mengaku kerap mengirim sambal hingga luar negeri. “Terakhir kita kirim ke Hongkong,” akunya.
Yang istimewa selain rasanya, dalam berbisnis, Rusmiati juga selalu memperhatikan sisi ekonomi pembeli. Saat harga cabai rawit merah melonjak, seperti sekarang ini misalnya, Rusmiati memilih tidak menaikan harga jual sambal. Dia rela hanya mendapatkan untung lebih kecil dari biasanya, asal roda usaha tetap bisa bertahan.
“Kalau naiknya drastis seperti dulu, kita naikkan sedikit harganya. Kalau seperti sekarang, tidak masalah keuntungan hanya sedikit,” akunya.
Tertarik untuk mencoba sensasi sambal kacang Rusmiati?, Rusmiati biasa berjualan di lapak pasar besar Ngawi. Lokasi cukup mudah ditemukan. Lokasi persisnya berada di tempat relokasi sementara, di jalan Untung Suropati, Ngawi.
Catatan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Ngawi, sedikitnya ada 80 ribu pelaku usaha kecil menengah yang menggantungkan ekonomi di sektor itu.
Sektor usaha pun variatif. Mulai dari produk olahan makanan, hingga kerajinan-kerajinan. Di sektor UMKM juga, selain berdampak positif bagi perekonomian rakyat, juga banyak menyerap tenaga kerja. (Mf)